ARCH ENEMY; Agresifitas dari musuh utama para tirani jahat


Jakarta (28/10), Arch Enemy salah satu band Melodic Death Metal asal kota Halmstad, Swedia ini baru saja tampil dihadapan para penggemarnya di Tennis Indoor Senayan, Jakarta. Dalam rangkaian tur Asia 2009 ini, pada kesempatan malam hari itu mereka didampingi oleh band Technical Death Metal asal Australia, Psycroptic dan salah satu band generasi baru Black Metalcore asal Jakarta, Melody Maker. Konser yang dipromotori oleh Solucites itu berjalan cukup lancar dan dikemas sesuai standard event Internasional.

Dihadiri oleh sekitar 800 penonton yang memenuhi venue untuk menyaksikan band idola mereka tampil secara langsung diatas panggung. Arch Enemy diperkuat oleh: Angela Gossow (Vokal), Michael Amott (Gitar), Christopher Amott (Gitar), Sharlee D’Angelo (Bass), dan Daniel Erlandsson (Drum). Dalam sebuah konferensi pers yang digelar sebelum mereka tampil, band yang baru saja meluncurkan album terbarunya “The Root Of All Evil” ini mengaku cukup senang untuk dapat tampil dihadapan para Metalhead di Jakarta malam itu. Selain mereka sering mendengar pemberitaan mengenai besarnya scene Metal di Indonesia juga dengan tujuan untuk mempromosikan album terbarunya tersebut.

Konser malam itu dibuka oleh penampilan dari MELODY MAKER, salah satu band generasi baru Black Metalcore asal Jakarta yang diperkuat oleh: Mehdy (Voc), Ally (Guitar), Zakky (Bass), Boim (Drums). Band yang konsisten tampil dengan outlook kostum ala Visual Kei, Harajuku maupun Industrial dan juga make up pucat ala Cradle of filth,Dimmu Borgir dan Malice Mizer (jpn). Aksi panggung mereka yang freak dengan tema Atractive Provocative ala Dir en Grey (jpn) ini terlihat begitu enerjik diatas panggung, tak peduli keadaan saat itu masih belum terlalu ramai. Lagu-lagu seperti “Mannequine of the beauty queen”, “The Martyrium”, .”Suicide After Promnite Massacre”, “There,s No Escape”, “From Dying Into Death” dan satu cover song milik Dimmu Borgir “Progenies Of The Great Apocalypse” mereka mainkan dengan cukup rapih, membuat para fans mereka memberi nyawa diarena moshpit dengan berheadbanging bersama. Secara musikalitas, band yang sangat terinfluence oleh band-band pengusung Metalcore, J-Rock, Deadmetal, Gothic dan juga beberapa band Industrial ini memang terbilang cukup unik dan potensial, mengingat penguasaan instrumen dan skill yang memadai, juga kualitas sound yang cukup baik membuat mereka pantas untuk mendapat applause dari audience yang hadir malam hari itu.

Selanjutnya disusul oleh penampilan dari PSYCROPTIC, salah satu band Technical Death Metal asal Tasmania, Australia. Band yang diperkuat oleh: Jason Peppiatt (Vokal), Cameron Grant (Bass), Joe Haley (Gitar), dan Dave Haley (Drum) ini tampil cukup prima. Mereka berhasil mencengangkan para audience dengan teknik permainan dan penguasaan instrumen yang baik. Terlihat arena moshpit seolah terhipnotis menyalsikan aksi mereka diatas panggung yang begitu enerjik dengan beat-beat blasting yang dibalut oleh riff-riff gitar yang cepat dan rapat dan gemuruh bass yang mengiringi karakter sang vokalis dari deep growl sampai scream. Meskipun durasi pada setiap lagu yang mereka mainkan terasa cukup panjang, namun hal itu tidak membuat jenuh saat mendengarnya, mereka cukup cerdas menyisipkan irama groovy pada beberapa part untuk berheadbanging bersama. Selang waktu beberapa menit, satu persatu personil ARCH ENEMY mulai menaiki panggung, para audience pun tampak sudah tidak sabar menyaksikan band idola mereka. “Blood On Your Hands” dimainkan membuka konser mereka malam itu, gelombang moshpit pun tampak lebih bernyawa, lebih liar terbakar dari sebelumnya. Angela Gossow yang memiliki karakter vokal dari deep growl sampai aggressive scream ini memang selalu tampil enerjik disetiap panggungnya, seakan tak pernah lelah untuk beraksi diatas panggung dengan headbang sambil bernyanyi. Begitupun dengan Michael Amott, Christopher Amott dan Sharlee D’Angelo yang senantiasa bertukar posisi panggung namun tetap konstan menjaga ketukan distiap lagu. Dengan teknik permainan gitar yang cadas, Michael Amott dan Christopher Amott saling mengisi disetiap lagu yang dimainkan. Sama halnya dengan Daniel Erlandsson yang tetap menjaga kekonstanan ketukan drumnya dari awal hingga akhir konser. Bahkan dipertengahan konser, drummer karismatik ini sempat unjuk kebolehan bernain solo drum dengan teknik-teknik progresif dan beat-beat rapat, membuat para audience tampak serius menyaksikan aksi solo drumnya itu. Lagu-lagu berikutnya dimainkan dengan stamina yang sama, sementara para audience pun tetap berheadbanging diarena moshpit tak kenal lelah. Angela Gossow selaku vokalis tak ragu untuk menyapa para audience malam itu dan berkomunikasi meskipun dari atas panggung. “Nemesis” dimaninkan dideretan akhir, lagu ini memang sudah cukup familiar dikalangan metalhead tanah air sehingga mereka pun ikut bernyanyi bersama sambil memanaskan arena moshpit.

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...